Ambisi manusia terhadap dunia sering kali membuat kita lupa akan aturan Sang Pencipta. Sebagian orang rela mengorbankan hubungan keluarga demi mendapatkan keuntungan duniawi, sementara yang lain mengorbankan kenyamanannya untuk menikmati sedikit dari dunia ini.
Salah satu
kenyamanan yang dapat dirasakan manusia saat ini adalah pinjaman online
(pinjol). Dulu, orang harus mencari orang lain untuk meminjam uang, tetapi kini
mereka dapat melakukannya dari dalam kamar tidur tanpa ada orang yang
mengetahui.
Dulu, orang
meminjam uang hanya jika benar-benar membutuhkan. Sekarang, banyak yang
meminjam hanya untuk kesenangan. Islam membolehkan meminjam uang, tetapi harus
dilakukan sesuai dengan syariat. Namun, Islam juga memperingatkan kita agar
tidak berutang jika tidak perlu. Dalam hadis, Nabi ﷺ bersabda,
لَا تُؤْذُوا أَنفُسَكُمْ بَعْدَ أَمْنِهَا
"Jangan
meneror diri kalian sendiri." (HR Muslim, no.105)
Nabi ﷺ telah mengingatkan agar kita tidak membuat
hidup kita menjadi galau dan penuh ketakutan. Utang itu adalah,
هَمٌّ بالليلِ وذُلٌّ بالنهارِ
"Kegalauan di malam hari dan kehinaan di siang hari."
Kita melihat
banyak orang terjerat utang. Pedagang besar sering menawarkan pinjaman yang memaksa
orang untuk berutang, meskipun mereka tidak membutuhkannya. Dengan kemudahan
pinjol, orang-orang akhirnya melakukan peminjaman yang tidak mereka butuhkan,
dan hidup dalam ketakutan.
Jika
pinjaman tersebut mengandung riba, maka ada dua konsekuensi: pertama, membuat
diri kita terjebak dalam ketakutan; kedua, mendatangkan laknat. Rasulullah ﷺ bersabda,
لَعَنَ اللَّهُ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ
"Allah melaknat orang yang makan riba, yang memberikan riba, dan yang mencatatnya serta dua saksinya." (HR Muslim, no. 1598)
Sebagian
orang melihat ini sebagai peluang, tetapi pemerintah kita telah menutup hampir
10.000 pinjol ilegal. Ketika kita mencari keuntungan, ingatlah bahwa kita juga
dapat mengundang laknat. Uang yang diperoleh dari riba tidak akan memberi
manfaat.
Bagi mereka
yang terlibat dalam proses pinjaman, meskipun hanya bekerja di depan komputer,
tetap akan terlibat dalam dosa. Allah ﷻ berfirman,
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا
"Allah akan menghapuskan (berkah) riba." (QS Al-Baqarah: 276)
Oleh karena itu, Allah ﷻ mengajak kita untuk bertaubat,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa riba jika kalian benar-benar beriman." (QS Al-Baqarah: 278)
Jika masih enggan meninggalkan riba, maka kalian akan mendapat pengumuman perang dari Allah dan Rasul-Nya!
Seorang yang
berutang dan tidak dapat melunasi di dunia akan hidup dalam ketakutan. Setelah
mati, ruhnya akan tergantung pada utangnya. Bahkan orang yang mati syahid di
jalan Allah ﷻ pun, jika masih memiliki utang, tidak akan
diampuni.
Oleh karena
itu, urusan utang adalah hal yang serius. Jangan meremehkan masalah utang. Jika
berbisnis, cukupkan dengan apa yang ada. Jika terpaksa berutang, niatkan untuk
melunasi dan mohonlah kepada Allah ﷻ agar
diampuni dosa-dosa kita.
Bagi yang
terjerat utang, terutama utang riba, segeralah bertaubat. Sesali perbuatanmu,
tinggalkan, dan niatkan untuk tidak mengulanginya. Lunasi utangmu, walaupun itu
mungkin sulit. Perbaiki niat dan berusaha. Terkadang, kita harus berpuasa atau
mengurangi makan demi melunasi utang.
Berdoalah dengan doa yang diajarkan Nabi ﷺ, semoga Allah melunasi utang kita,
اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu).” (HR Tirmidzi, no. 3563)
(Sumber tulisan diambil
pada khutbah: Hidup Tenang Tanpa Pinjol - Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.,
di Masjid Abdillah, Jember. Jumat, 01 Rabiul Akhir 1446 H /04 Oktober 2024)