Macam-Macam Kesyirikan & Bahayanya
Macam-Macam Kesyirikan & Bahayanya

Para Nabi dan Rasul ‘alaihimush sholatu was salam, mereka adalah orang-orang yang sangat perhatian dengan masalah kesyirikan. Mereka sangat semangat untuk memperingatkan umat dari bahayanya perbuatan mempersekutukan Allah . Mengapa sampai demikian? Jawabannya ialah karena mereka paham betul, bahwa perbuatan ini bisa menjerumuskan umat ke dalam neraka Jahannam, kekal di dalamnya selama-lamanya.

 

Perbuatan syirik bermacam-macam jenisnya. InsyaAllah akan kita bahas pada kesempatan ini,

 

1.      Syirik besar

Setiap dosa yang dilakukan oleh manusia, baik itu kecil maupun yang besar, semisal berzina, membunuh, mencuri, durhaka pada kedua orang tua atau yang lainnya, semua itu masih bisa diampuni oleh Allah setelah pelakunya meninggal, kecuali kesyirikan. Apabila seorang hamba meninggal dalam keadaan mempersekutukan Allah dan belum sempat bertaubat, maka dia tidak akan mendapatkan ampunan dari-Nya. Mengapa bisa bisa demikian? Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya,

 

ﵟإِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًاﵞ 

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa kesyirikan, dan Dia mengampuni dosa selainnya bagi siapa yang dikehendaki oleh-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, sungguh dia telah melakukan perbuatan dosa yang sangat besar.” (QS An-Nisa’: 48).

 

Namun realitanya, masih banyak di antara manusia yang melakukan kesyirikan. Mereka tidak menyadari, bahwa perbuatan tersebut merupakan kejahatan yang paling besar. Allah berfirman,

 

ﵟإِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞﵞ 

“Sesungguhnya kesyirikan adalah kejahatan yang paling besar.” (QS Luqman: 13).

 

Jadi, orang yang beribadah kepada selain Allah , berdoa kepada patung-patung, sujud kepada berhala dan melakukan ritual-ritual penyembahan kepada roh-roh leluhur, sungguh, sejatinya dia sedang melakukan kejahatan besar yang sangat nyata.

 

Coba renungkan. Ketika engkau melihat pembunuh yang telah membunuh banyak keluarga, bahkan sampai-sampai orang ini dinyatakan sebagai pembunuh kelas kakap, bagaimana tanggapanmu dengan hukuman yang pantas untuk dia? Jelas, engkau akan mengatakan, “Hukum mati saja orang itu!” Mengapa pernyataan ini keluar dari lisanmu? Tentu, karena dia telah melakukan kejahatan besar. Subhanallah, orang yang melakukan kesyirikan, jauh lebih besar kejahatannya daripada si pembunuh tersebut. Sekali lagi, renungkanlah!

 

Kesyirikan merupakan kejahatan yang sangat besar, sehingga, ini merupakan sesuatu yang berbahaya. Kita harus berhati-hati dengan perbuatan ini. Saking mengerikannya perbuatan syirik, ia bisa menghancurkan seluruh amalan seorang hamba yang telah dikerjakan, bahkan sampai para Nabi dan Rasul pun tak lepas dari ancaman ini. Allah mengabarkan dalam Al-Qur’an,

 

ﵟوَلَوۡ أَشۡرَكُواْ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَﵞ 

“Apabila mereka berbuat syirik, maka lenyaplah semua amalan mereka.” (QS Al-An’am: 88).

 

Siapakah yang dimaksud dengan “mereka” pada ayat di atas? Mereka adalah para Nabi dan Rasul ‘alaihimush shalatu was salam. Setelah Allah menyebutkan nama-nama mereka beserta keutamaan yang dimiliki oleh setiap dari mereka, Allah pun mengingatkan mereka tentang berbahayanya kesyirikan. Apabila mereka sampai melakukannya, maka amalan yang selama ini dikumpulkan akan lenyap tak tersisa. Allah juga berfirman,

 

ﵟوَلَقَدۡ أُوحِيَ إِلَيۡكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكَ لَئِنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَﵞ 

“Sungguh telah diwahyukan kepadamu (wahai Muhammad), dan kepada (para Nabi) sebelummu, ‘Apabila engkau berbuat syirik, niscaya seluruh amalanmu lenyap, dan engkau benar-benar akan menjadi golongan yang merugi.” (QS Az-Zumar: 65).

 

Ini pesan Allah kepada Nabi kita, Muhammad . Beliau tetap diperingatkan oleh Allah dari perbuatan syirik. Lalu, bagaimana dengan kita? Tentu, jauh lebih utama untuk diperingatkan darinya.

 

Orang yang melakukan kesyirikan, maka dia termasuk dari golongan yang merugi. Hal ini sebagaimana yang Allah sebutkan di ayat tadi. Di akherat nanti, saat para pelaku kesyirikan menyesal dan merasa merugi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan dahulu, maka mereka begitu sangat berharap untuk bisa menebus kesalahan-kesalahan tersebut dengan apa yang mereka miliki saat itu, bahkan sampai berani mengorbankan keluarga demi keselamatan mereka. Allah berfirman,

 

ﵟإِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡ أَنَّ لَهُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا وَمِثۡلَهُۥ مَعَهُۥ لِيَفۡتَدُواْ بِهِۦ مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنۡهُمۡۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ 36 يُرِيدُونَ أَن يَخۡرُجُواْ مِنَ ٱلنَّارِ وَمَا هُم بِخَٰرِجِينَ مِنۡهَاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٞ مُّقِيمٞ 37ﵞ  

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, sekiranya mereka memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah dengan sebanyak itu (lagi) untuk menebus diri mereka dari azab pada hari Kiamat, niscaya semua (tebusan) itu tidak akan diterima dari mereka. Mereka (tetap) mendapat azab yang sangat pedih. Mereka begitu sangat ingin bisa keluar dari neraka, padahal mereka sama sekali tidak akan pernah bisa keluar darinya. Mereka mendapatkan azab yang sangat pedih.” (QS Al-Maidah: 36-37).

 

Kezaliman paling besar adalah kesyirikan, dan sebaliknya, tanda kebaikan paling besar adalah tauhid. Oleh karena itu, pantas bagi mereka (orang-orang kafir) mendapatkan balasan berupa neraka dan kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka divonis oleh Allah sebagai golongan yang diharamkan masuk surga. Allah berfirman,

 

ﵟلَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ  

“Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah itu adalah al-Masih (Isa) putra Maryam. Padahal al-Masih (Isa) sendiri mengatakan, ‘Wahai Bani Israil kalian beribadahlah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian. Sesungguhnya orang yang berbuat syirik, maka Allah haramkan baginya surga. Tempat kembalinya adalah neraka. Tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zalim.” (QS Al-Maidah: 72).

 

Inilah pembahasan secara ringkas yang berkaitan denga napa itu syirik besar dan beberapa hal yang berkaitan dengannya.

 

2.      Syirik kecil

Adapun syirik kecil, ialah perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan ucapan semisal orang yang mengatakan, “Masya Allah wa syi’ta (ini terjadi karena kehendak Allah dan kamu,” atau bersumpah kepada selain Allah, semisal orang yang mengatakan, “Demi Rasulullah, demi langit, demi negriku,” dan yang semisalnya. Termasuk perbuatan syirik juga, ketika ada orang memakai tamiimah (jimat) yang digantungkan pada dirinya atau pada diri orang lain. Ini semua termasuk perbuatan syirik kecil.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,

 

مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barangsiapa yang menggantungkan jimat, sungguh dia telah berbuat syirik.” (HR Ahmad, no. 23630. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

 

3.      Syirik khafiy

Selain kedua macam syirik di atas, ada pula yang namanya syirik khofiy, yaitu syirik yang tersembunyi. Biasanya ini menjangkiti orang-orang yang menunaikan salat. Dia memperindah salatnya agar mendapatkan pujian.

Rasulullah pernah bersabda,

 

‌إِنَّ ‌أَخْوَفَ ‌مَا ‌أَخَافُ ‌عَلَيْكُمُ ‌الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ " قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: " الرِّيَاءُ

“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Apa itu syirik kecil?” Beliau menjawab, “Riya.” (HR Ahmad, no. 17422. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

 

Doa agar terhindar dari perbuatan syirik

Setelah mengetahui betapa ngerinya perbuatan syirik, maka sudah seharusnya bagi kita untuk berdoa kepada Allah agar terhindar dari perbuatan tersebut. Di antara doanya ialah apa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.

 

ﵟوَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ ﵞ 

“(Ya Allah) jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembah berhala (perbuatan syirik).” (QS Ibrahim: 35).

 

Wallahu a’lam bish showwab.

   

Tulisan ini disadur dari kajian berjudul “Mengenal Bahaya dan Dosa Syirik yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. (dosen di Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i / STDIIS, Jember).