Tingkatan tertinggi yang bisa digapai oleh seorang hamba adalah perasaan senantiasa merasa diawasi oleh Allah azza wajalla dalam setiap perilakunya. Saat seorang hamba menjaga perilakunya karena yakin bahwa Allah jalla jalaaluh selalu mengawasi gerak-geriknya. Saat seorang hamba senantiasa merasa takut berbuat maksiat walaupun tidak dilihat manusia. Saat itulah ia telah berhasil mencapai tingkatan muraqabah, yaitu keyakinan yang mendalam bahwa Allah azza wajalla senantiasa mengawasi perilaku setiap hamba-Nya, baik yang terlihat manusia maupun tidak.
Allah azza wajalla berfirman,
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hadid : 4)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir al Sa’diy rahimahullahu menjelaskan perihal maiyyatullah (Allah membersamai makhluk-Nya) di ayat ini,
“Yang dimaksud pembersamaan Allah terhadap makhluk-Nya di ayat ini adalah pembersamaan dalam arti Allah maha mengetahui dan maha mengawasi setiap tingkah laku makhluk-Nya” (Tafsir As Sa’diy 1/837).
Saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama menjelaskan tentang Ihsan, beliau mendefinisikan ihsan sebagai,
أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك
“engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihatnya. Andaipun tidak bisa demikian, maka sadarilah bahwa Allah senantiasa melihatmu”.
Dari ayat ini saja kita harus yakin bahwa tidak ada satupun perbuatan kita yang luput dari pengawasan Allah azza wajalla. Belum lagi ayat dan hadits lain yang juga menunjukkan perihal yang sama. Selayaknya, sebagai seorang yang beriman, berusaha sekuat mungkin agar mencapai derajat ini. Seorang penyair pernah mengatakan,
إذا ما خلوْتَ الدّهرَ يوْماً فلا تَقُلْ
خَلَوْتُ ولكِنْ قُلْ عَلَيَّ رَقِيبُ
ولاَ تحْسَبَنَّ اللهَ يَغفُلُ ساعة
وَلا أنّ مَا تُخفِى عَلَيْهِ يغيب
“Jika suatu ketika kamu sedang menyendiri. Jangan mengatakan bahwa kamu benar-benar sendiri, tapi katakanlah ada Dzat yang maha mengawasi bersamaku. Jangan sekali-kali kamu menyangka bahwa Allah lupa walau hanya sekejap dan jangan pernah mengira bahwa apa yang kamu sembunyikan akan samar bagi-Nya (sungguh tidak ada yang samar bagi Allah azza wajalla)”
Dengan terus menghadirkan sifat muraqabah ini seorang hamba akan semakin giat dalam beribadah kepada Allah dan semakin jauh dari kemaksiatan.
| Disusun & Dipublikasi oleh Tim Ilmiah Elfadis
Tanggal : 1 Dzulqo’dah 1441 H
______
.Follow dan support akun kami :
🌏 Web | lorongfaradisa.or.id
🖥 Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCodayMWz3OkBrzliF87YoOw.
🌐 Telegram : @lorongfaradisa.
📱 Instagram : Instagram.com/elfadis__
📘 Facebook : facebook.com/lorongfaradisa.
___
Share agar lebih bermanfaat