Gunakan Cermin Jangan Gunakan Teropong
Gunakan Cermin Jangan Gunakan Teropong

Ketika kita menunjuk orang-orang yang berbuat dosa, ingatlah bahwa kita juga berbuat dosa. Terkadang seseorang itu tidak merasakan dosa karena dia menggunakan teropong, dia tidak melihat dirinya sendiri. Ibarat seperti aktivis pencinta binatang, flora, dan fauna yang mendokumentasikan alam, pandangan mereka terpusat menangkap objek.  Mereka sering kali tidak menyadari bahaya di sekitar mereka, bisa jadi mereka didekati binatang berbahaya.

Sebaliknya, orang yang bercermin akan melihat dirinya sendiri. Seseorang ketika bercermin; mereka akan menyadari ada yang kurang rapi dan segera merapikannya. Saat mereka melihat rambut yang berantakan atau baju yang kotor, mereka akan memperbaikinya. Namun, jika mereka tidak bercermin, yang mereka lihat hanyalah kekurangan orang lain.

Ingatlah, kodrat manusia memang berbuat dosa. Dalam hadis, Rasulullah menegaskan bahwa jika kalian tidak berbuat dosa, Allah akan menggantikan kalian dengan generasi lain yang akan berdosa dan kemudian meminta ampun kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka. Rasulullah bersabda,


إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ، إِنْ زَلَلْتُ فَأَنا أَحَبُّ أَنْ أَسْتَغْفِرَ اللهَ

"Jika kalian tidak berbuat dosa, Allah akan menggantikan kalian dengan generasi lain yang berbuat dosa, lalu mereka meminta ampun kepada Allah, dan Allah pun mengampuni mereka."

(HR Muslim no. 2749 Sunan Abi Dawud no. 4869)

 

Jangan merasa suci. Memang, sebagian kita diberikan kelebihan, tetapi ingatlah bahwa setiap orang memiliki kekurangan. Abu Hurairah radhiallahu anhu pernah berkata,


"Salah satu di antara kalian melihat debu kecil di mata saudaranya, tetapi dia lupa tentang kayu yang ada di matanya sendiri."


Ini adalah contoh bagaimana kita seringkali terlalu fokus pada kekurangan orang lain, sementara kita sendiri memiliki banyak kesalahan.

Jika setiap orang menyibukkan dirinya untuk memperbaiki diri, maka ia akan menjadi lebih baik. Jika seorang perempuan fokus pada dirinya, ia akan terlihat rapi dan bersih. Namun, jika dia sibuk mengomentari penampilan orang lain, kapan dia akan memperbaiki dirinya sendiri? Ingatlah, pada hari kiamat, engkau akan ditanya tentang aib dan kesalahanmu, bukan tentang aib orang lain. Allah berfirman,

 

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

"Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya."

(QS Al-Muddatir: 38)

 

Setiap orang akan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Hidup kita menjadi lebih baik jika kita fokus pada diri sendiri. Ketika seseorang membersihkan rumahnya, rumah itu akan menjadi indah dan nyaman. Namun, jika dia sibuk mengurusi rumah orang lain, dia akan menyesal karena rumahnya tidak terurus.

Allah berfirman,


مَن اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ

"Barang siapa berbuat sesuai dengan petunjuk Allah, maka sesungguhnya itu untuk keselamatan dirinya sendiri."

(QS Al-Isra: 15)


Jika engkau menyibukkan dirimu dengan dirimu sendiri, maka orang-orang di sekitarmu akan nyaman dan bahagia. Allah akan menutupi dosa-dosamu, dan orang tidak akan membicarakan tentangmu. Namun, jika engkau suka mencari-cari kesalahan orang lain, engkau akan dibenci dan tidak akan selamat dari gangguan.

Hendaklah kita berusaha untuk fokus pada aib dan kekurangan diri sendiri. Ini adalah penyakit yang banyak dialami, di mana sebagian orang senang mengawasi dan mengomentari orang lain. Ketika seseorang sibuk membicarakan aib orang lain, sebenarnya dia sedang memperlihatkan aibnya sendiri.

Orang yang kecil jiwanya akan berusaha membesarkan dirinya dengan mengecilkan orang lain. Sementara itu, orang yang besar jiwanya tidak akan sibuk mengurusi kesalahan orang lain. Mari kita ingat, sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk saling menutupi aib satu sama lain.



(Sumber tulisan diambil pada kajian: Gunakan Cermin Jangan Gunakan Teropong - Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. di Studio SRB Official, Jember. Selasa, 12 Rabiul Akhir 1446 H / 15 Oktober 2024)