![](https://i.ytimg.com/vi/rep0xKaRtoM/hqdefault.jpg)
![Keluarga, Pilar Utama Peradaban]( /media/pilar.png
)
Sebagian dari kita masih ada yang meremehkan arti sebuah keluarga. Padahal, keluarga merupakan bagian terpenting di tengah masyarakat.
Apabila sebuah keluarga baik,
maka masyarakat juga ikut baik.
Begitu pula apabila keluarga rusak, masyarakat juga akan mengalami kerusakan. Orang-orang terhormat lahir dari sebuah keluarga. Mereka mendapatkan pendidikan, pembelajaran, serta pembentukan karakter dari orang tua, yang mungkin tidak mereka peroleh di sekolah. Maka dikatakan bahwa ibu merupakan madrasah bagi anaknya. Dengan mempersiapkan seorang ibu yang shalihah, akan terbentuk keluarga yang berkualitas. Sebab, ia akan memberikan pendidikan, pengasuhan, perhatian, serta pembentukan karakter yang baik bagi anaknya.
Di dalam keluarga, akan terbentuk karakter serta akhlak yang baik. Hal itu akan terus dibawa oleh sang anak hingga ke generasi berikutnya. Keluarga merupakan pondasi utama dalam membentuk masyarakat dan umat. Pernikahan menjadi awal dari terbentuknya sebuah keluarga. Apabila suatu masyarakat tidak lagi memikirkan pernikahan dan melazimkan perzinaan untuk melampiaskan syahwat, maka masyarakat tersebut tidaklah lebih dari sekadar binatang yang berwujud manusia. Allah ﷻ telah mensyariatkan pernikahan. Banyak ayat dan hadis yang menjelaskan tentang pernikahan, bahkan para Nabi juga menikah. Generasi terbaik umat ini pernah menjumpai Nabi ﷺ untuk meminta izin agar tidak menikah, apakah hal itu berhasil? Tentu saja tidak. Menikah merupakan salah satu syariat yang Allah tetapkan untuk umat Islam, yang bertujuan menjaga keberlangsungan umat manusia di muka bumi.
Allah memuliakan manusia dengan syariat menikah agar mereka tidak seperti binatang yang menumpahkan hasrat seksualnya.
Sebagaimana ayam di sekitar kita. Mereka diberi makan dan dirawat, tetapi ketika melihat ayam betina, mereka langsung mengawininya tanpa adanya perwalian. Ini menunjukkan bahwa Allah telah memberikan kemuliaan kepada manusia. Bahkan ketika seorang lelaki tertarik pada seorang wanita, ia harus menempuh langkah-langkah berupa melamarnya. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi seorang lelaki untuk berzina dengan seorang wanita, sebagaimana Allah berfirman,
فَانكِحُوا مَا طَابَ لَكُم مِّنَ ٱلنِّسَآءِ مَثْنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَٰحِدَةً
“...maka nikahilah perempuan yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka nikahilah seorang saja...”
(QS An-Nisa: 3)
Allah menciptakan manusia agar dapat mengabdikan diri kepada-Nya, bukan untuk sibuk memuaskan syahwat. Jika tidak dapat berlaku adil, maka cukupkan satu wanita karena sejatinya pernikahan bertujuan untuk pengabdian kepada Allah. Allah berfirman,
وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْ بَنِيْنَ وَحَفَدَةً وَّرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِۗ اَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُوْنَ وَبِنِعْمَتِ اللّٰهِ هُمْ يَكْفُرُوْنَۙ
“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?”
(QS An Nahl: 72)
Allah memberikan kita pasangan dari jenis kita sendiri, dan dari pasangan-pasangan tersebut terlahirlah keturunan. Dari sini kita pahami pentingnya generasi dan terbantahnya pandangan childfree yang disuarakan oleh sebagian orang. Allahlah yang memberikan keturunan kepada kita, dan Allah pula yang tidak memberikan keturunan tersebut.
Orang yang menikah dengan tujuan menjaga diri dan kemuliaannya niscaya Allah akan menjamin rezeki yang baik untuknya.
Begitulah keluarga sebagai salah satu tempat untuk mengabdi kepada Allah. Setiap individu dalam keluarga memiliki tugas masing-masing sebagaimana yang disampaikan Nabi ﷺ,
كلكم راع وكلكم مسؤول عن راعيته فالإمام راع وهومسؤول عن راعيته والرجل راع في أهله والمرأة في بيت زوجها راعية والخادم
“Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang ia pimpin. Penguasa adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang ia pimpin. Suami adalah pemimpin di keluarganya, istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan pembantu…”
Setiap kita merupakan pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah atas perkara yang kita pimpin. Terlebih seorang suami, ia akan dimintai pertanggungjawaban karena kelak ada seorang istri yang menuntut suaminya di hadapan Allah. Maka perhatikanlah perkara ini, janganlah pernikahan hanya menjadi ajang pelampiasan syahwat saja, tetapi harus memiliki tujuan. Begitu pula seorang istri di rumah suaminya akan dimintai pertanggungjawaban atas perkara yang ia pimpin.
Keluarga merupakan pondasi utama terbentuknya sebuah bangsa. Setiap bangsa yang tidak sesuai dengan peraturan syariat akan mendatangkan kerusakan. Misalnya, perceraian yang tidak berlandaskan syariat akan melahirkan generasi yang tidak berbakti kepada orang tuanya. Perceraian seperti ini sangat banyak terjadi, sehingga ada seorang anak yang tidak dapat bertemu dengan ayahnya selama 20 tahun. Jika ia ingin bertemu dengan ayahnya, ia akan mendapatkan ancaman dari ibunya. Benarlah sabda Nabi ﷺ terkait ucapan salah satu dari pasukan iblis,
ما زلت بفلان أو ما تركت فلانا حتى طلق زوجته
“Aku terus membersamai fulan atau tidaklah aku meninggalkannya sampai ia menceraikan istrinya.”
Iblis dan pasukannya akan selalu menggoda manusia, terutama yang sudah menikah. Mereka akan menghiasi sebuah keluarga dengan pertikaian demi pertikaian. Mereka melakukan itu terus-menerus hingga keluarga tersebut rusak, karena keluarga merupakan benteng dari suatu negeri.
Suami layaknya benteng yang selalu menjaga istrinya, dan istri juga benteng bagi suaminya. Oleh karena itu, dalam syariat Islam terdapat cara memilih pasangan. Jika kita salah memilih pasangan yang rapuh dan tidak cocok, maka hidup akan terasa tidak nyaman. Sebab, keluarga merupakan tempat berlindung bagi anak-anak.
Hubungan suami-istri dalam Islam sudah diatur dengan baik. Setiap anggota keluarga memiliki tugas masing-masing, dan rasa keadilan menjadi standar dalam pembagian tugas. Seorang istri yang baik akan menjalankan tugasnya, seperti memberikan pelayanan yang baik kepada suaminya, menyambut suami dengan baik ketika pulang bekerja, serta menjadikan rumah suaminya sebagai tempat yang penuh ketenangan. Begitu pula suami memiliki tugas mencari nafkah untuk keluarganya, bukan istri yang dipekerjakan. Mencari nafkah dengan cara yang baik dan halal merupakan kewajiban seorang suami. Allah telah melebihkan suami dari istrinya,
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَا اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًاۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
“Laki-laki (suami) itu pemimpin bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan salih adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan kalau perlu pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkan mereka. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar.”
(QS An Nisa: 34)
Ditulis oleh tim Unit Publikasi. Sumber diambil dari “Kajian Kitab Fikih Keluarga : Arti Sebuah Keluarga”. Live di Masjid Abdillah, Gumuk Bago, Jember. Tanggal 22 Syakban 1444 Hijriah / 15 Maret 2023 Masehi.
Youtube Terbaru
![](https://i.ytimg.com/vi/rep0xKaRtoM/hqdefault.jpg)
![](https://i.ytimg.com/vi/Ma-hsx8yz28/hqdefault.jpg)
![](https://i.ytimg.com/vi/D7Iy5avrTvo/hqdefault_live.jpg)
![](https://i.ytimg.com/vi/AYMjcAkqSyI/hqdefault_live.jpg)
![](https://i.ytimg.com/vi/5aRvdJGN4ro/hqdefault_live.jpg)
Artikel Terbaru
![]( /media/Ilmu yang Menjadi Cahay.png
)
![]( /media/Syakban.png
)
![]( /media/pilar.png
)
![]( /media/makna.png
)